JAKARTA, KOMPAS.com — Bentrok antara aparat kepolisian dan massa yang menolak penggusuran pedagang kaki lima (PKL) di Stasiun Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2013), dipicu tindak provokasi, mengganggu fasilitas umum, sampai aksi pelemparan batu terhadap petugas kepolisian di lokasi aksi. Polisi dari satuan Brimob bahkan sampai melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk meredam meluasnya bentrokan.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, unjuk rasa tersebut dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Pada saat akan dibongkar, penertiban dihalang-halangi dan diprotes oleh sekelompok massa yang mengaku pedagang dengan jumlah kurang lebih seratus orang. Namun, aksi itu bisa diatasi satgas PT KAI dan tetap melanjutkan penertiban dan pembongkaran lapak.
Namun, pada saat pembongkaran kios ke-15, terjadi perlawanan dari para pedagang. Mereka melempari petugas pembongkaran dengan batu, botol, kayu, dan benda lain. Operasi penertiban pun sempat dihentikan sementara, sedangkan petugas PT KAI melakukan negosiasi kembali dengan para pedagang.
Menjelang siang, datang gabungan para pedagang dari Pasar Minggu, Duri, dan Kranji yang tergabung dalam Paguyuban Penggiat Pedagang Stasiun dengan jumlah kurang lebih 200 orang didampingi LBH dan LSM Merah Putih. Massa kemudian mempersiapkan perlawanan dengan menyiapkan batu dan botol jika pembongkaran tetap dilanjutkan.
Melihat situasi kurang kondusif, target penertiban akhirnya hanya untuk membersihkan lapak. Negosiasi pun dilakukan dengan para pedagang dengan harapan dalam dua hari mereka menertibkan kiosnya masing-masing. Namun, sekitar pukul 15.00 WIB, massa turun ke rel dan bermaksud menyampaikan aspirasi kepada PT KAI dengan cara memblokade rel kereta api. Aksi tersebut masih bisa dikendalikan untuk memberikan jalan saat kereta melintas.
Satu jam berselang, pada pukul 16.00 WIB, massa kemudian meningkatkan aksi dengan duduk-duduk di atas rel dan memblokade jalur kereta karena dari PT KAI tidak dapat memberikan penjelasan detail tentang proses penggusuran.
"Sekitar pukul 17.15 WIB, Kapolsek Kalideres memperingatkan bahwa kegiatan unjuk rasa di stasiun melanggar undang-undang dan melampaui batas waktu. Saat diberi arahan, dikacaukan oleh salah satu mahasiswa dengan kata-kata provokasi," kata Rikwanto, Selasa malam.
Aksi provokasi tersebut, kata Rikwanto, berlanjut sampai secara tiba-tiba massa melempari petugas dengan batu-batu di rel kereta api. Kepala Polsek Metro Kalideres Komisaris Danu Wiyata yang berusaha membubarkan aksi sempat terjatuh dan terdesak sendirian. Melihat situasi itu, polisi terpaksa melakukan tembakan peringatan ke udara.
"Beberapa anggota Brimob memberikan tembakan peringatan dengan peluru hampa. Kemudian, dibantu oleh warga setempat, akhirnya massa dapat dibubarkan," ujar Rikwanto.
Rikwanto mengatakan, setelah situasi kondusif menjelang malam, seluruh pasukan dikonsolidasikan dan dikendurkan. Namun, pengamanan tetap dilakukan aparat kepolisian untuk menjaga keamanan di sekitar Stasiun Kalideres. Beberapa anggota Polri dilaporkan mengalami luka karena dilempar batu dan botol oleh massa dalam kejadian tersebut.
Anda sedang membaca artikel tentang
Kronologi Bentrok Polisi dan Warga di Stasiun Kalideres
Dengan url
http://keepyourcurrenthealth.blogspot.com/2013/04/kronologi-bentrok-polisi-dan-warga-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kronologi Bentrok Polisi dan Warga di Stasiun Kalideres
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kronologi Bentrok Polisi dan Warga di Stasiun Kalideres
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar