Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Meja Terbakar, 4 Mobil Damkar Dikerahkan

Written By bos blog on Rabu, 19 Desember 2012 | 00.36





Meja Terbakar, 4 Mobil Damkar Dikerahkan





Penulis : Alfiyyatur Rohmah | Selasa, 18 Desember 2012 | 23:32 WIB













JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah toko di Jalan Pasar Minggu Raya, Graha Permata Kompleks TNI AU Triloka RT 01/04 Pancoran, Jakarta Selatan terbakar, Selasa (18/12/2012). Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 22.20 WIB.


"Yang kebakar hanya meja di ruang dapur. Kemungkinan dari kompor listrik, untung warga cepat bergerak," kata Rama Kurnia, petugas jaga pemadam kebakaran Jakarta Selatan di lokasi kejadian pada Selasa (18/12/2012).


Ia melanjutkan, sebanyak empat unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api tersebut. Empat unit mobil tersebut dikirim dari 2 pos kebakaran di Tebet, 1 pos kebakaran Kalibata, dan 1 unit lainnya dari pos kebakaran Mampang.


"Sebenarnya kita sudah kirim banyak mobil. Tapi yang baru sampai hanya 4 unit. Karena api sudah padam, jadi yang lain diminta untuk kembali," ungkapnya.


Rama mengatakan, saat mobil pemadam kebakaran tiba, api sudah padam oleh bantuan warga. Warga memadamkan api dengan menggunakan air di dalam ember dan alat pemadam ringan (apar). Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh warga sudah benar. Sebaiknya memang warga berbagi tugas untuk mematikan api dan menghubungi petugas pemadam kebakaran. Jika api tidak bisa dipadamkan oleh warga, mobil pemadam segera meluncur ke lokasi kejadian. Namun jika api sudah dipadamkan, petugas pemadam merasa terbantu.


Dia mengungkapkan, ruko berlantai tiga tersebut tidak terlihat telah mengalami kebakaran. Mobil pemadam kebakaran pun sempat mencari lokasi kebakaran sampai berputar arah di depan kantor Askes di Jalan Raya Pasar Minggu.


"Tadi mobil pemadam juga sempat mutar-mutar mencari lokasi kebakarannya, soalnya enggak ada warga yang manggil-manggil," kata Rama.


















00.36 | 0 komentar | Read More

Target Juara Umum, Indonesia Mulai Menghitung Peluang Medali


JAKARTA, Kompas.com - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mulai menghitung peluang perolehan medali bagi Indonesia pada gelaran SEA Games 2013 di Myanmar. Tim "Merah-putih" tetap memasang target menjadi juara umum.

Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Djoko Pekik Irianto di Jakarta, Selasa (18/12/2012) mengatakan, penghitungan peluang sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan persiapan yang harus dilakukan sebelum kejuaraan dua tahunan ini digelar.

"Prediksi medali yang diperebutkan di SEA Games Myanmar ada 384 dari 32 cabang olahraga. Jadi, agar mampu menjadi juara umum maka butuh 25-34 persen atau antara 96 hingga 122 medali emas," katanya di sela Refleksi Kepemudaan dan Keolahragaan 2012 di Wisma Kemenpora Jakarta.

Menurut dia, peluang Indonesia kembali menjadi juara umum kejuaraan olahraga terbesar di Asia Tenggara ini memang cukup besar. Hanya saja pihaknya tidak ingin mengabaikan kekuatan lawan yang saat ini juga terus berbenah dan berusaha menggeser posisi Indonesia.

Selain masuk dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan dimotori langsung oleh Satlak Prima, kata dia, atlet-atlet terbaik Indonesia juga akan turun dalam beberapa kejuaraan internasional lainnya di antaranya adalah Islamic Solidarity Games (ISG) di Pekanbaru, Riau, pertengahan 2013.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung cabang-cabang olahraga potensial yang diharapkan mampu meraih medali emas pada tingkatan SEA Games, Asian Games maupun Olimpiade.

"Yang jelas kita sudah menganilisis cabang-cabang apa saja yang berpeluang mendapatkan medali emas," kata pria yang juga menjabat sebagai Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Pada SEA Games 2011 lalu, Indonesia mengusai beberapa cabang yang diperlombakan. Cabang olahraga yang diharapkan kembali menjadi lumbung medali itu di antaranya adalah angkat besi, wushu, panahan, taekwondo, tinju, balap sepeda, karate, bulu tangkis maupun atletik.

"Prioritas kita memang cabang-cabang individu. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk menekankan dari cabang beregu seperti bola voli. Saya kira masih bisa bersaing. Untuk sepak bola lihat saja nanti," tambah Djoko.

Prestasi Indonesia pada SEA Games saat ini memang menunjukkan peningkatan. Peningkatan dimulai dari SEA Games 2007 di Thailand, di mana Indonesia finis di urutan keempat dengan 182 emas. Kondisi ini lebih baik dibanding SEA Games 2005 di Filipina, ketika Indonesia finis di urutan kelima dengan 113 emas.

Di SEA Games 2009, Indonesia naik ke peringkat ketiga dengan raihan 86 emas. Selanjutnya pada SEA Games 2011 di Jakarta dan Palembang mampu menjadi juara umum dengan 182 emas.







Editor :


Aloysius Gonsaga Angi Ebo









00.29 | 0 komentar | Read More

Hengkang dari 'Mahadewi', Tata Janeeta Nyaman Bersolo Karir


Tata Janeeta, Mantan Personil 'Mahadewi' yang sekarang sibuk bersolo karir

Tata Janeeta, Mantan Personil 'Mahadewi' yang sekarang sibuk bersolo karir (sumber: Beritasatu/Yanuar Rahman)




Lebih enjoy dalam membagi waktu dan lebih santai.
 

Setelah hengkang dari Republik Cinta Manajemen, Tata Janeeta kini mengaku lebih nyaman dengan peran barunya sebagai penyanyi solo.

"Aku lebih enjoy karena bisa memilah waktu. Kalau dulu aku harus bagi sama teman-teman lain, enggak bisa egois. Sekarang tanggung jawabnya lebih ringan, lebih santai," katanya saat ditemui hari ini di peluncuran album Masterpiece Bebi Romeo di Restoran Birdcage, Jakarta Selatan.

Aksi perdana Tata sebagai penyanyi solo ditandai dengan keterlibatannya eks personil grup vokal Mahadewi itu dalam kolaborasi bersama Bebi Romeo.

Dalam album kompilasi ini, Tata membawakan lagu Bawalah Cintaku yang sebelumnya dipopulerkan oleh Afghan.

"Awalnya bingung. Namun, Mas Bebi berhasil memberi keyakinan bahwa aku bisa membawakan lagunya dengan baik," pungkasnya.

00.15 | 0 komentar | Read More

August Parengkuan Bertemu Dirjen FAO




Surat Kepercayaan


August Parengkuan Bertemu Dirjen FAO





Penulis : R. Adhi Kusumaputra | Selasa, 18 Desember 2012 | 23:38 WIB













ROMA, KOMPAS.com - Wakil Tetap Republik Indonesia untuk Lembaga Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa, August Parengkuan hari Senin (17/12/2012) sore menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Direktur Jenderal (Dirjen) FAO DR Graciano da Silva di Roma, Italia.

August Parengkuan yang juga Duta Besar RI untuk Italia, sebelumnya pada Selasa 11 Desember, menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Italia Giorgio Napolitano di Roma.


August Parengkuan pernah menjabat Wakil Pemimpin Redaksi/Pelaksana Harian Pemimpin Redaksi Harian Kompas. August adalah wartawan ke-9 yang menempati posisi Duta Besar RI.


Selain menjabat Dubes RI untuk Italia, August merangkap Dubes untuk Malta dan Siprus.


August juga kepala perwakilan tetap Republik Indonesia untuk sejumlah organisasi PBB yang berbasis di Roma (ibu kota Italia), antara lain FAO (Food and Agricultural Organization of the United Nations),  IFAD (International Fund for Agricultural Development), World Food Programme (WFP), The International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT), dan INCHS.



















00.05 | 0 komentar | Read More

Harga Komoditas Belum Pulih




Komoditas


Harga Komoditas Belum Pulih





Penulis : Dewi Indriastuti | Selasa, 18 Desember 2012 | 22:51 WIB












JAKARTA, KOMPAS.com- Merosotnya harga komoditas  tahun 2012, belum akan cepat pulih di tahun 2013. Meski demikian, secara rata-rata sepanjang tahun 2013, bisa terjadi kenaikan harga komoditas hingga 1,7 persen.


Direktur Eksekutif Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan, sepanjang tahun 2012, harga komoditas turun hingga 14,8 persen.


"Untuk tahun depan, ada peluang eksportir lebih baik daripada tahun 2012," ujar Perry, di Jakarta, Selasa (18/12/2012). Harga minyak kelapa sawit diperkirakan masih berat untuk kembali normal, setidaknya hingga triwulan III-2013. Bahkan, harga batubara diprediksi masih turun pada triwulan II-2013.


"Harga komoditas pada triwulan I dan II tahun depan masih berat," kata Perry. Merosotnya harga komoditas turut menyumbang anjloknya ekspor pada neraca perdagangan. Kondisi itu diperparah dengan tingginya impor migas dan impor lain.






Editor :


Tjahja Gunawan Diredja
















00.00 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger