BEKASI, KOMPAS.com - Guncangan emosi akibat dirampok dan diperkosa dialami seorang penata rumah tangga di bawah umur N (13). Gadis asal Sukabumi itu dirampok dan diperkosa oleh seorang pemuda yang mengaku buruh bangunan.
Peristiwa naas itu terjadi di salah satu rumah di Kota Bekasi, Selasa (7/5/2013) sekitar pukul 08.00 WIB. Selain terluka secara kejiwaan, NH juga dianiaya secara fisik. Kepala dan badan lebam. Telinga berdarah akibat kepala dibenturkan ke dinding.
Di tangan, kaki, dan leher ada bekas kekerasan akibat diikat dan dicekik. Bahkan, pelaku merampas telepon seluler Nexian dan uang tunai Rp 1 juta milik korban.
Peristiwa naas itu terjadi saat korban sedang sendiri di rumah majikan. Majikan yang pasangan suami istri sudah berangkat bekerja di perusahaan periklanan di Jakarta. Anak majikan yang seorang gadis dan siswa SLTA, sedang pergi sekolah.
Perampokan itu bermula saat korban sedang menyapu halaman. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda berambut gondrong, yang mengatakan hendak memperbaiki atap bocor kamar anak majikan. Korban sempat menyatakan hendak menghubungi majikan terlebih dahulu. Namun, karena pelaku mengatakan, nama anak majikan, korban pun batal menghubungi majikannya.
Korban pun percaya bahwa lelaki itu memang disuruh untuk membetulkan atap bocor. Korban mempersilakan pelaku masuk, untuk menunjukkan kamar anak majikan di lantai dua. Di kamar itulah, pelaku menganiaya korban sehingga sakit di kepala dan tidak sadarkan diri.
Seusai memerkosa, perampok kejam itu mengacak-acak kamar anak majikan, mengambil telepon seluler, dan uang Rp 1 juta milik korban.
Korban tersadar tiga jam kemudian. Dengan berupaya keras, korban meronta guna meloloskan diri. Korban bahkan merayap ke lantai satu dan berhasil berteriak minta tolong. Teriakan itu didengar oleh warga yang kemudian datang, menolong korban, dan menghubungi polisi.
"Saat kami temukan, korban mengenaskan," kata Lasmi, tetangga yang menolong.
Korban ditemukan dalam kondisi pinggang sampai bawah tidak tertutup apapun. Bagian tubuh memang masih mengenakan kaos. Pakaian dalam melingkar di leher tanda sempat disumpalkan oleh pelaku.
Petugas Kepolisian Sektor Pondok Gede yang datang ke lokasi kemudian membawa korban ke RS Polri untuk menjalani visum et repertum, guna kepentingan penyelidikan kasus.
Menurut petugas, dalam kondisi terguncang korban masih bersedia memberikan keterangan terutama yang amat penting. Korban memberi tahu petugas ciri-ciri fisik pelaku. Korban bilang, sempat melihat pelaku beberapa kali memang bekerja sebagai buruh bangunan di kompleks itu. Namun, pelaku dan korban tidak saling mengenal.
Ciri-ciri fisik seperti yang diutarakan oleh korban itulah yang amat berguna bagi penyidik, untuk melacak dan menangkap pelaku. Korban juga amat berharap pelaku bisa ditemukan, ditangkap, dan dihukum berat.