JAKARTA, KOMPAS.com - Lagi, peristiwa penyekapan terungkap di Jakarta. Polsek Jakarta Barat, Selasa (17/9/2013) menjelang tengah malam menggerebek sebuah ruko di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, atas laporan penyekapan. Di lokasi tersebut, ditemukan dua korban dalam kondisi terborgol ke pagar teralis. Satu anggota TNI diduga terlibat penyekapan ini.
"Dua korban, laki-laki, berusia 40 dan 45 tahun," kata Kapolsek Tamansari, Kompol Ade Vivid, Selasa malam, dalam telewicara dengan TVOne. Berdasarkan pengakuan korban, Ade mengatakan satu korban telah disekap selama 1,5 bulan dan satu korban lain disekap sekitar dua pekan.
Sejauh ini, kata Ade, motif penyekapan diduga terkait utang-piutang. Dugaan ini berdasarkan pada keterangan sementara korban, yang mengatakan para penyekap baru akan membebaskannya bila keluarga mereka melunasi utang.
Ade menuturkan penggerebekan ruko yang masih dirahasiakan lokasinya itu, berawal dari laporan warga melalui babinmas. Atas laporan tersebut, Ade mendatangi ruko bersama anggotanya.
Sesampai di ruko, papar Ade dalam telewicara itu, mereka menjumpai beberapa penjaga. Karena polisi datang dengan senjata lengkap, tak ada perlawanan dari para penjaga ruko. Korban ditemukan di dapur dan di loteng ruko, keduanya terborgol ke teralis.
"Saat ditemukan, mereka mengira kami para penyekap, sampai nangis-nangis minta jangan dipukuli, nyembah-nyembah," kata Ade. Kondisi para korban, imbuh dia, selain shock juga ditemukan luka sobek yang hanya dibalut perban. Mereka pun mengaku hanya diberi makan tiga kali sehari.
Selain menemukan korban penyekapan, ditemukan juga senjata api dan senapan angin dari ruko yang menurut Ade dalam kesehariannya aktif berdagang. Saat ini delapan orang tengah dimintai keterangan terkait penyekapan ini, termasuk pemilik toko dan satu anggota TNI. "Anggota TNI dari Lantamal 2," sebut Ade. Berdasarkan keterangan korban, anggota TNI ini ikut memukuli korban.
Editor : Palupi Annisa Auliani