Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Tabrak Korban hingga Tewas, Rasyid Trauma Psikologis

Written By bos blog on Rabu, 02 Januari 2013 | 00.36


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perekonomian RI Hatta Rajasa dan istrinya, Oktiniwati Ulfa Dariah Rajasa, mengaku sangat terpukul atas musibah yang menimpa putranya, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa. Menurut Hatta, hal yang sama juga dialami putranya. Bahkan, Rasyid mengalami trauma berat setelah tabrakan maut yang menewaskan dua orang tersebut.


"Saat ini, setelah terjadi peristiwa ini, ia mengalami trauma psikologis yang sangat berat. Saat ini ia dirawat di rumah sakit," ujar Hatta saat jumpa pers di kediamannya, perumahan Golf Mansion, Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (1/1/2013).


Saat jumpa pers yang berlangsung sekitar pukul 21.00 itu, Hatta beserta istri tampak sedih. Hatta merahasiakan di mana putranya dirawat. Hatta menambahkan, putranya sebelum kecelakaan tersebut juga sedang dalam perawatan sakit maag.


"Putra kami sebetulnya sedang dalam perawatan maag yang cukup berat," ujarnya.


Ia pun meminta didoakan agar anaknya segera pulih dan siap menghadapi proses hukum. "Mohon juga didoakan agar putra kami yang dirawat segera pulih, agar dia dapat menghadapi proses hukum yang berjalan. Sekali lagi saya mohon maaf atas kejadian ini," terangnya.


Diberitakan sebelumnya, putra Hatta adalah pengemudi mobil BMW B 272 HR yang menabrak mobil Daihatsu Luxio F 1622 CY di ruas Tol Jagorawi, Selasa (1/1/2013) pagi. Akibatnya dua orang meninggal, yakni Harun (57) dan M Raihan (14 bulan). Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, hasil pemeriksaan awal terhadap para saksi dan penelitian di lokasi kejadian menunjukkan, kecelakaan terjadi akibat pengemudi BMW B 272 HR, yang mobilnya melaju dari arah utara ke selatan di lajur 3, mengantuk.


Dua korban tewas dalam kecelakaan itu adalah Harun, warga Cibodas Sari, Tangerang; dan M Raihan, warga Mekarjaya, Sukabumi. Tiga orang yang luka-luka adalah Nung (30) dan Moh Rifan yang dibawa ke RS Polri, dan seorang lagi bernama Supriyati (30) dibawa ke RS UKI.












00.36 | 0 komentar | Read More

Mundur di Brisbane, Sharapova Berharap Tampil di Australia Terbuka


BRISBANE, KOMPAS.com - Tahun lalu, Maria Sharapova juga tidak sempat berlatih lama, namun mampu melaju sampai ke final Australia Terbuka. Di tahun 2013, hal yang sama terulang lagi dimana cedera tulang leher membuatnya mengundurkan diri dari turnamen Brisbane Internasional.


Petenis nomor dua dunia ini mengundurkan diri dari Brisbane, dengan alasan cedera yang sama dimana dia juga mundur dari pertandingan eksibisi di Korea Selatan minggu lalu. Sharapova sedianya akan bertanding hari Selasa (1/1) melawan petenis tuan rumah Jarmila Gajdosova.


Menurut Brisbane Times, dalam jumpa pers, Sharapova dengan cepat mengatakan bahwa cedera tidak akan menjadi masalah untuk tampil di Australia Terbuka yang dimulai 17 Januari di Melbourne. Tahun lalu, Sharapova juga sempat menderita cedera pergelangan kaki, dan tidak terjun di turnamen pemanasan, namun maju ke final.


Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, Sharapova sekarang akan langsung ke Melbourne untuk mempersiapkan diri.


"Saya masih punya waktu untuk mempersiapkan diri. Saya sudah di jalur yang benar, latihan berjalan baik, dan saya tidak mau mengalami kemunduran dari persiapan yang sudah saya lakukan selama ini." kata petenis asal Rusia tersebut.


Sharapova sudah mengadakan konsultasi dengan dokternya di New York, yang menyarankan agar dia melanjutkan penyembuhan cedera tulang lehernya, dari pada terjun di Brisbane dimana 8 dari 10 petenis terbaik putri dunia berlaga.


Dia mengatakan hasil di Australia tahun lalu dimana dia kalah di final dari Victoria Azarenka, membuktikan bahwa dia tidak perlu harus turun di turnamen pemanasan sebelum terjun di turnamen grandslam.


"Yang lebih penting adalah saya sehat dan fit, daripada terjun di pertandingan pemanasan." kata Sharapova.


"Tahun lalu di Melbourne, menjadi contoh bagus dan itu bukan yang pertama kali. Yang penting bagi saya adalah terjun di turnamen seperti Australia Terbuka, penuh percaya diri bahwa saya sehat dan fit. Saya tidak perlu terjun di lima turnamen untuk merasakan hal tersebut." kata Sharapova lagi.












00.29 | 0 komentar | Read More

D'Masiv Belum Ingin Rilis Album Recycle


Album terbaru D'masiv berjudul,

Album terbaru D'masiv berjudul, "Persiapan"




Grup yang sukses dengan lagu Cinta Ini Membunuhku itu belum tertarik melansir album daur ulang berisi lagu-lagu lawas.

Memasukkan sebuah lagu daur ulang berjudul Pergilah Kasih yang sebelumnya dipopulerkan oleh almarhum Chrisye, grup musik D'Masiv melalui vokalis mereka, Rian, menjelaskan  bahwa lagu tersebut telah memberikan dampak positif bagi bandnya.

"Kita bisa melebarkan sayap juga, banyak tawaran di acara gathering dan kementrian, karena yang nonton itu usianya rata-rata 40 tahunan. Semoga lagu itu membawa keberuntungan bagi D'masiv," terangnya saat dijumpai di kawasan Ancol hari Minggu (30/12).

Lebih lanjut dijelaskan Rian bahwa Pergilah Kasih mendapat respon yang cukup positif dari para penikmat musik tanah air. Namun, kedepannya grup pelantun Cinta Ini Membunuhku itu belum ingin membuat sebuah album yang berisi lagu-lagu daur ulang.

"Ini lagu pertama D'Masiv mendaur ulang lagu orang. Kebetulan dapatnya lagu legendaris om Chrisye," paparnya.

00.15 | 0 komentar | Read More

PB HMI: TNI Telah Menghina Kebebasan Pers


JAKARTA, KOMPAS.com — Kecaman atas kekerasan yang dilakukan oknum aparat TNI Detasemen Kavaleri Kodam 16 Pattimura terhadap wartawan Kompas.com, Rahmat Rahman Patty, bukan hanya muncul dari organisasi profesi wartawan, Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Jakarta juga memprotes aksi kekerasan oknum aparat TNI terhadap jurnalis di Ambon ini.


Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (1/1/2013) malam, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Politik Pertahanan Keamanan Pengurus Besar HMI (Polhankam PB HMI) Arista Junaidi menilai, tindakan oknum aparat TNI tersebut merupakan penghinaan aparat TNI terhadap kebebasan pers, kebebasan mendapatkan informasi publik yang diatur UU, serta nilai-nilai demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia.


"Aparat TNI harusnya mampu melindungi masyarakat atau wartawan dan memberikan rasa aman dalam berbagai kondisi, bukan sebaliknya menunjukkan sikap anti-kemanusiaan dan sewenang-wenang melakukan kekerasan. Apalagi tindakan kekerasan TNI seperti ini sering kali terjadi di banyak tempat," ungkap Arista.


PB HMI, lanjut Arista, khawatir kasus kekerasan ini akan semakin memperkuat stigma negatif masyarakat terhadap TNI yang sejak Orde Baru banyak membuat "dosa" kepada masyarakat. Ini merupakan peringatan bagi panglima TNI yang selalu mengampanyekan reformasi TNI yang halus, bersahabat, dan taat aturan demokrasi.


"Bukan tidak mungkin, pemukulan wartawan ini membuat semua elemen masyarakat akan beramai-ramai menolak Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional yang sementara dibahas oleh DPR RI, sebab basic mental aparat TNI masih belum siap diberikan keistimewaan yang lebih untuk mengatur keamanan nasional," ungkapnya.


Menurutnya, aparat TNI akan semakin merasa superbody, jika RUU Kamnas disahkan menjadi UU Kamnas. "Elemen civil society akan semakin terancam, dan akan terjadi return of democracy (kemunduran demokrasi) di Indonesia," ungkapnya lagi.


Oleh karena itu, Arista menyatakan bahwa PB HMI mendesak Panglima TNI untuk melihat masalah pemukulan wartawan Kompas.com di Ambon ini sebagai sesuatu yang serius dan berefek besar bagi citra TNI di masyarakat. PB HMI juga meminta Panglima TNI harus memerintahkan Panglima Daerah (Pangdam) 16 Pattimura untuk menindak tegas oknum aparat Denkav 16 Pattimura yang melakukan pemukulan wartawan, sesuai hukum yang berlaku.


"Agar hal ini menjadi efek jera, dan pelajaran kepada aparat TNI yang lain supaya tidak menggunakan kewenangan yang berlebihan kepada masyarakat ataupun wartawan," tekannya.


"Jika tidak ada tindakan tegas oleh Panglima TNI kepada aparatur TNI-nya, maka PB HMI menilai Panglima TNI gagal melakukan reformasi di tubuh TNI dan rencana pengesahan RUU Kamnas oleh DPR-RI harus dipikirkan kembali," lanjut Arista melalui siaran pers PB HMI.













00.05 | 0 komentar | Read More

Izin Maskapai Kingfisher Airlines Dicabut




Bisnis Penerbangan


Izin Maskapai Kingfisher Airlines Dicabut





Penulis : Haryo Damardono | Selasa, 1 Januari 2013 | 16:16 WIB












MUMBAI, KOMPAS.com - Maskapai India, Kingfisher Airlines telah kehilangan izin terbang, setelah gagal memenuhi sejumlah persyaratan sebuat maskapai di India. Maskapai ini tidak beroperasi sejak bulan Oktob er 2012 sejak aksi mogok karyawan yang gajinya tidak lagi dibayarkan perusahaan.

"Izin terbang Kingfisher, tidak lagi berlaku," kata Direktur Jenderal Penerbangan Sipil India Arun Mishra, dikutip dari kantor berita AFP, Selasa (1/1/2013).

Meski demikian juru bicara Kingfisher Airlines Prakash Mirpuri tetap menyatakan kepercayaan diri maskapai itu untuk mendapat persetujuan dari otoritas dalam rencana baru mereka. Kingfisher kini berutang jutaan dollar Amerika ke bank, bandara, penyuplai avtur, dan staf merekanamun terus berupaya mencari suntikan dana segar dari investor luar negeri.

Kisah Kingfisher merupakan kisah terburuk dari sebuah maskapai di India. Industri penerbangan di India, pada tahun lalu memang diwarnai oleh tingginya harga avtur, perang tarif, dan minimnya dukungan infrastruktur bandara.

Bila awalnya Kingfisher dikenal sebagai maskapai kedua terbesar di India, maka penetrasi pasarnya melorot menjadi hanya 3,5 persen penetrasi terendah di India, sebelum akhirnya benar-benar tak beroperasi.

Kingfisher, sebenarnya mengatakan, sedang dalam pembicaraan dengan beberapa investor luar negeri seperti Etihad Airways, yang beroperasi dari Abu Dhabi. Meski demikian, para analis meragukan keterangan dari Kingfisher tersebut.




Bila awalnya Kingfisher dikenal sebagai maskapai kedua terbesar di India, maka penetrasi pasarnya melorot menjadi hanya 3,5 persen penetrasi terendah di India, sebelum akhirnya benar-benar tak beroperasi.





















00.00 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger