Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Pejabat Imigrasi Palsu Tipu CEO Hotel Rp 110 Juta

Written By bos blog on Rabu, 03 April 2013 | 00.36


JAKARTA, KOMPAS.com - Toni, CEO Hotel Puri Denpasar ditipu seseorang yang mengaku sebagai petugas Kantor Imigrasi Jakarta Selatan. Akibatnya, Toni kehilangan uang sebesar Rp 110 Juta.


Menurut Staf Humas Polrestro Jakarta Selatan Aiptu Broto, peristiwa penipuan itu berawal saat korban pada Senin (1/4/2013) sore menerima telepon dari orang yang mengaku bernama Herry Jonhard, Kabid Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan.


"Telepon tersebut meminta Toni agar mentransfer uang agar seorang karyawan Toni asal China, Zhang Rexiang tidak jadi dideportasi," kata Broto, Selasa (2/4/2013) siang di Mapolrestro Jakarta Selatan.


Broto menjelaskan, menurut keterangan orang di telepon tersebut, saat itu Zhang berada di ruang tahanan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan.


Usai menerima telepon itu, Toni lalu mentransfer uang ke Bank Mandiri dengan nomor rekening 1190006301905 atas nama Taufik Kurniawan di hari yang sama sekitar pukul 18.00 WIB.


Setelah mengirimkan uang, Tony langsung menuju ke Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dan bertemu dengan Herry Jonhard. Saat itulah, Herry menjelaskan bahwa dia tidak pernah menghubungi Toni apalagi meminta kiriman uang.


"Petugas imigrasi juga mengatakan Zhang sudah dideportasi," kata Broto sambil menambahkan Toni kemudian melaporkan penipuan yang dia alami ke Polrestro Jakarta Selatan.


Zhang Rexiang adalah WN China yang bekerja sebagai tenaga medis pengobatan tradisional di klinik Randu Spa, Hotel Puri Denpasar, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.


Zhang ditangkap petugas imigrasi pada Senin (25/3/2013) karena pelanggaran izin tinggal dan membuka praktek pengobatan tanpa izin.


Zhang kemudian dideportasi ke negaranya pada Jumat (29/3/2013) malam karena terbukti melanggar Pasal 122 huruf A UU 06 tahun 2011 tentang Keimigrasian.


Pihak Imigrasi mengatakan keberadaan Zhang di Indonesia ikut melibatkan pihak lain, yaitu PT Victus Sucira Internasional, yang adalah induk perusahaan Randu Spa dan Hotel Puri Denpasar.












00.36 | 0 komentar | Read More

Pedrosa Tak Sabar Lagi


KOMPAS.com - Dani Pedrosa bertekad mengawali MotoGP musim 2013 dengan hasil yang bagus. Ini merupakan langkah untuk mengobati kekecewaannya musim lalu, ketika peluangnya untuk merengkuh gelar pertama di kelas premier sirna saat lomba tersisa dua seri lagi.

Sebenarnya, Pedrosa memulai musim 2012 dengan performa yang cukup menjanjikan ketika dia enam kali naik podium selama tujuh seri perdana. Sayang, dari semuanya itu dia tak pernah meraih kemenangan, sebelum meraih podium utama pada seri kedelapan, setelah Honda memperkenalkan sasis yang direvisi, untuk membantu mengatasi masalah chatter.

Dalam momen yang sama, pebalap Yamaha yang juga kompatriotnya dari Spanyol, Jorge Lorenzo, tampil sangat impresif dengan mengoleksi empat kemenangan serta mengumpulkan banyak poin, karena dikombinasi dengan selalu finis di posisi kedua. Inilah yang membuat Pedrosa sulit menghalangi Lorenzo untuk menjadi juara dunia 2012.

Nah, Pedrosa tak ingin hal itu terulang lagi. Padahal, hasil musim 2012 merupakan yang terbaik bagi Pedrosa selama di MotoGP karena berhasil meraih tujuh kemenangan dan 15 kali naik podium.

"Setelah menjalani periode uji coba yang panjang, saya sekarang sudah sangat siap untuk membalap!" ujar Pedrosa, yang menjadi salah satu pebalap tersukses di kelas 500 cc/MotoGP, tetapi belum pernah menjadi juara dunia, Selasa (2/4/2013). "Tim sudah bekerja keras untuk memberikan kami tempat terbaik di awal musim dan saya senang dengan kondisi fisikku.

"Akan menjadi akhir pekan yang panjang di Qatar, dengan jadwal selama empat hari, dan level daya cengkeram ban perlu waktu untuk bertambah baik dengan pasir dan kondisi di sana."

Tahun ini akan menjadi musim kedelapan Pedrosa di kelas premier, di mana selama kurun waktu tersebut dia selalu bersama Repsol Honda. Satu tantangan baru di awal musim ini adalah format baru kualifikasi yang menggunakan sistem knockout, yang untuk pertama kalinya akan digunakan pada hari Sabtu (6/4).

"Akan menarik melihat bagaimana format baru kualifikasi bekerja dan saya tak sabar lagi untuk berlomba. Saya sangat bergairah karena musim akan segera dimulai!" ujarnya.

Pedrosa, yang tahun ini akan mendapat tandem baru sekaligus rookie MotoGP, yang juga rekan senegaranya, Marc Marquez, finis di posisi kedua pada GP Qatar tahun lalu. Dia berada di belakang Lorenzo.






Editor :


Aloysius Gonsaga Angi Ebo









00.29 | 0 komentar | Read More

Pemeriksaan Raffi Bukan Ranah Komisi Kode Etik Kedokteran


Jakarta - Pelaporan pihak Raffi Ahmad kepada Komisi Kode Etik Kedokteran yang ditujukan kepada Tim dokter BNN ternyata membuat mereka diperiksa oleh KKEK minggu lalu.


Tim KKEK juga berencana memeriksa Raffi Ahmad. Namun keinginan KKEK sepertinya akan tertunda karena menurut kuasa hukum BNN, Dwi Sulistiawan, KKEK tidak memiliki kewenangan memeriksa Raffi.


"Kalau mau memanggil Raffi itu enggak mungkin, karena tadi yang periksa itu tidak punya wewenang untuk memanggil Raffi. Dia bukan pihak terkait dalam proses hukum ini. Silakan mereka periksa dokter-dokternya saja," Ungkap Dwi Sulistiawan saat dihubungi melalui telepon, Selasa (2/4).


Pihak BNN memandang bahwa tidak ada masalah bila kuasa hukum Raffi Ahmad melaporkan dokter - dokter BNN terkait dugaan pelanggaran yang dilakukannya.


"Toh hasil investigasi dari tim dokter KKEK menyebutkan tidak ada masalah dalam pemeriksaan terhadap Raffi, jadi BNN tenang-tenang saja," ujarnya.


Lebih lanjut Dwi menjelaskan bila nantinya akan memeriksa Raffi di luar panti rehabilitasi di LIdo Sukabumi juga maka tim KKEK tidak memiliki kewenangan dan menyalahi prosedur.


Sah-sah saja saja, artinya dia melakukan pemeriksaan ada dugaan kode etik tidak ada masalah. Investigasi dokternya tidak ada masalah. Periksa Raffi dibawa keluar itu tidak boleh itu. Ada prosedurnya, kalau dia manggil Raffi keluar dari panti rehab itu tidak ada wewenangnya," jelasnya.


00.15 | 0 komentar | Read More

BPK: 5 Impor Daging Sapi Melanggar Aturan


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya lima kasus impor daging sapi yang diduga melanggar peraturan dan perizinan dalam periode 2010 sampai saat ini.


Kelima impor daging sapi itu terindikasi melanggar lantaran impor dilakukan tanpa surat persetujuan pemasukan dari Kementerian Pertanian.


Selain itu, ditemukan adanya pemalsuan dokumen pelengkap Persetujuan Impor Barang (PIB), pemalsuan persetujuan impor daging sapi, daging impor tanpa melewati karantina. Temuan lain, adanya perubahan nilai transaksi impor daging sapi untuk dapat membayar bea masuk yang lebih rendah.


Hal itu diungkap dalam ikhtisar hasil pemeriksaan semester II tahun 2012 oleh BPK. Ikhtisar disampaikan Ketua BPK Hadi Poernomo kepada DPR di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa ( 2/4/2013 ).


Hadi menjelaskan, BPK masih menemukan kelalaian dalam penerbitan persetujuan impor (PI) oleh Kementerian Perdagangan dalam periode 2011 sampai sekarang.


Penerbitan PI itu tidak berdasarkan rekomendasi persetujuan pemasukan (RPP) dari Kementerian Pertanian. Padahal, kewenangan penetapan kebutuhan impor telah melalui rapat koordinasi terbatas yang dikoordinasikan Kementerian Perekonomian.


Temuan BPK lainnya, realisasi impor daging sapi melebihi kebutuhan impor. Tahun 2010 , terjadi kelebihan realisasi hingga 150 persen atau 83,8 ribu ton dari kebutuhan impor. Adapun tahun 2011 terjadi kelebihan realisasi sebesar 187 persen atau 67,1 ribu ton dari kebutuhan impor.


Selain terkait impor sapi, BPK juga melakukan pemeriksaan kinerja atas upaya pemerintah untuk mencapai swasembada beras. Hasil pemeriksaan periode 2010 sampai semester I tahun 2012 , masih ditemukan kelemahan berupa kelalaian, kurangnya pembinaan, dan lemahnya pengawasan dalam pencapaian target swasembada beras.


"Beberapa kelemahan tersebut menimbulkan ketidakefektifan pencapaian target dan ketidakhematan penggunaan anggaran," kata Hadi.












00.05 | 0 komentar | Read More

Penggarapan Pasar Global Busana Muslim Masih Minim




Perdagangan


Penggarapan Pasar Global Busana Muslim Masih Minim





Penulis : Cyprianus Anto Saptowalyono | Selasa, 2 April 2013 | 19:53 WIB













JAKARTA, KOMPAS.com -- Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengemukakan, pangsa pasar busana muslim secara global sekitar 96 miliar dollar AS. Meski demikian, Indonesia baru mengisi kurang dari satu persen dari pangsa pasar tersebut.


Penyebabnya antara lain kurang promosi dan kurangnya kesiapan di tingkat industri. "Kita belum punya pabrik tekstil yang mendukung. Kita akan mencari mitra di Majalaya sehingga mereka dapat terus menyuplai untuk membikin dengan partai besar," kata Euis, Selasa (2/4/2013) di Jakarta.


Menurut Euis, penggarapan pasar busana muslim secara global selama ini didominasi negara seperti Turki dan negeri-negeri di Timur Tengah. Sementara itu dari sisi desain kualitas produk dari Indonesia tidak kalah bersaing.


"Indonasia sangat potensial, setiap kali muncul produk langsung habis, pesanan banyak. Namun sayang belum semuanya tercatat di ekspor karena dikirimnya masih lewat paket-paket," kata Euis.




















00.00 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger