Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Soal Lamaran Jadi Capres PKB, Mahfud: Itu Soal Nanti

Written By bos blog on Rabu, 24 Juli 2013 | 00.05





JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, enggan berkomentar soal kendaraan politiknya Pemilu Presiden 2014 mendatang. Dia mengatakan bahwa ia menunggu situasi politik setelah perhelatan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014.

"Itu soal nanti. Sesudah Pileg. Melamar pun sekarang belum ada formulirnya," kelakarnya saat ditanya soal pengajuan dirinya menjadi capres Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) usai peringatan hari lahir ke-15 PKB di Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Soal klaim Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang menyatakan dia melamar jadi capres PKB, Mahfud mengaku sudah menyatakan kepada pihak PKB untuk membahasnya belakangan.

"Saya usul kepada PKB untuk membicarakan (soal capres) nanti. Sekarang semua calon yang muncul ditampung dulu," ujarnya.

Meski mengaku PKB merupakan terminal politiknya, Mahfud belum memastikan akan menjadi capres PKB atau tidak. Dia juga belum menyatakan dengan tegas ketertarikannya untuk melaju dari partai yang didirikan mantan Presiden Abudrahman Wahid itu.

"Kita lihat perkembangannya. Pokoknya PKB perlu undang banyak calon. Saya usul, semua nama saja dimunculkan dulu. Nanti baru akan ada forum-forum yang sudah baku di sini. Forum terhormat pada saatnya. Mungkin sesudah atau sebelum Pileg," tukasnya.

Dia mengaku, berharap PKB memiliki banyak pilihan capres. "Sehingga semua yang punya idola, yang punya massa, ikut PKB," tutur mantan Menteri Pertahanan era Gus Dur itu.




Editor : Hindra Liauw


















00.05 | 0 komentar | Read More

Pasha Lega, Ibu Mertua Kecewa


BOGOR, KOMPAS.com — Vokalis grup band Ungu, Sigit Purnomo alias Pasha, menyambut hangat upaya mediasi dengan Okky Agustina yang dilakukan oleh Ketua Majelis Hakim Wedhayati SH dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/1/2010).


"Saya juga sebelumnya sudah meminta maaf sama Okky. Alhamdulillah, ternyata sekarang hakim sendiri yang memediasi," ujar Pasha saat ditemui seusai sidang.


Pasha pun mengaku sedikit lega. "Alhamdulillah sekarang sudah saling memaafkan masing-masing. Meski sidang belum tentu selesai," ujarnya.


Sementara itu, Sri Mulyanti, ibunda Okky, justru mengaku kecewa dengan mantan menantunya itu. "Sejak cerai, Pasha mana pernah minta maaf kepada Okky. Bahkan kemarin dia jemput anak-anak, dia cium tangan tapi tidak ada kata-kata meminta maaf kepada saya," imbuh Sri.


Menurut Sri, pelantun "Cinta Gila" itu termasuk pria yang alot untuk mengucapkan kata maaf. "Pasha itu orangnya susah minta maaf. Saya penginnya dia minta maaf dari hatinya sendiri enggak disuruh orang," tandas Sri.


Menurut Sri, pria yang diduga melakukan tindak kekerasan terhadap putrinya itu pernah meminta maaf ketika kepergok berselingkuh. "Dia pernah meminta maaf sama saya, sampai dia cium kaki saya karena dia ketahuan selingkuh dua kali. Pertama dengan pramugari dan yang kedua semuanya sudah tahu kan pas Okky cerai," tegasnya.


Meski begitu, Sri tetap tak menaruh dendam pada pria yang memberikannya tiga orang cucu. "Saya tidak dendam, saya hanya kasihan sama dia karena dia gengsinya tinggi," pungkas Sri. (C7-09)


00.01 | 0 komentar | Read More

Soal Izin, Penyelenggara Monas Fair \"Manut\" Pemprov

Written By bos blog on Rabu, 17 Juli 2013 | 00.36






JAKARTA, KOMPAS.com
 — Izin penyelenggaraan Monas Fair yang hanya sampai 24 Juli 2013, sementara acara berlangsung hingga 4 Agustus 2013, menjadi sorotan Pemprov DKI. Pihak penyelenggara pun berjanji mematuhi apa yang diminta oleh Pemprov.

"Kami selaku panitia pelaksana akan mengikuti petunjuk dan kehendak Pemda DKI," kata Ketua Panitia Monas Fair M Haikal Sastrajumena saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/7/2013).

"Bila suasana kondusif dan animo masyarakat serta tenant menginginkan perpanjangan event ini, maka kami akan mengajukannya ke dinas yang terkait," tambah dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta Widyo Dwiyono mengungkapkan pihaknya hanya bisa memberi izin selama 10 hari.

"Waktu penyelenggaraan (Monas Fair) itu dapat diselenggarakan selama jangka waktu 10 hari. Itu dasarnya sesuai perarturan tentang penyelenggaraan kegiatan di taman,” ujarnya.

Sementara Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Heru Budi Hartono mengatakan, pihak penyelenggara, PT Nusantara Andika, harus mengajukan permohonan izin kembali untuk menyelenggarakan acara tersebut hingga satu bulan mendatang. Apabila tidak mengajukan izin, kata dia, akan ada sanksi yang dikenakan kepada pihak penyelenggara.

Sanksi itu datang dari Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (UMKMP) DKI dan UPT Taman Monas yang berada di bawah naungan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.





Editor : Ana Shofiana Syatiri
















00.36 | 0 komentar | Read More

Pengurus Korup, Atlet Boikot






KABUL, Kompas.com - Atlet Afghanistan peraih medali Olimpiade cabang taekwondo, Rohullah Nikpai mengatakan tidak akan mengikuti kejuaraan tingkat internasional selama masih terjadi diskriminasi dan mismanajemen pada organisasi olah raga negerinya.

Nikpai. 26, mengatakan tidak akan mengikuti kejuaraan WTF di Ouebla, Meksiko, pekan ini.  Ini dilakukannya sebagai bentuk protes terhadap kondisi di federasi taekwondo Afghanistan (ATF).

"Di sana terjadi diskrimnasi dan salah urus. Sekelompok orang mengambil alih ATF dan melakukan apa pun yang mkereka mau tanpa memperhatikan kepentingan atlet," kata Nikpai.

"Kondisi ini jelas berpengaruh pada kemampuan fisik dan psikologis kami. Saya memastikan tidak akan lagi mewakili Afghanistan dalam pertanindgan tingkat internasional, sampai ada perubahan."

Nikpai merupakan peraih medali di Olimpiade 2008 dan 2012. Ia juga dianggap sebagai atlet yang prestasinya mapmu mengatasai perbedaan aliran politik mau pun ragam etnis di Afghanistan.

Pihak ATF sendiri menolak tuduhan Nikpai dan menyebut atlet tersebut memang bulan lalu sduah menyatakan tidkia akan ikut ke Meksiko karena cedera lutut.

Namun hal ini juga dibantah Nikpai. Ia menyebut cedera lutut yang dialaminya merupkan cedera lama dan tidak menganggunya saat ia meraih medali perunggu di Olimpiade 2008 dan 2012.




Editor : Tjahjo Sasongko















00.31 | 0 komentar | Read More

Eko Patrio Tak Gengsi Jadi Pelayan di Warungnya


Jakarta - Guna memberikan servis maksimal kepada para pelanggan, pelawak yang kini menjadi anggota DPR RI, Eko Patrio, mengaku rela untuk melayani langsung para penggila kuliner di Warung Ekomando miliknya.


"Di sini, meski Warung Ekomando saya dan istrinya saya (Viona Rosalinda-RED) yang punya, kami tetap melayani langsung pengunjung yang datang lho," kata Eko saat acara syukuran satu tahun berdirinya Warung Ekomando yang berlokasi di Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (16/7).


"Alhamdulillah sudah setahun ini warung Ekomando berdiri. Saya berbisnis kuliner ini karena kecintaan saya terhadap dunia kuliner. Kebetulan sekali saya ini hobi masak. Makanya setahun yang lalu saya punya ide untuk membuka rumah makan ini sebagai wadah pembelajaran buat saya memasak dan Viona dalam berbisnis," ungkap Eko.


Selain belajar berbisnis, lanjut Eko, Warung Ekomando juga hadir untuk membantu orang mendapatkan pekerjaan. "Secara tidak langsung bisnis ini membutuhkan karyawan. Ini pekerjaan padat karya, usaha yang juga memperkerjakan orang lain," kata pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur itu.


Saat ini, ungkap pria 42 tahun itu, bisnis kulinernya tersebut telah mendapatkan peningkatan dari segi omzet. "Meski belum untung, tapi setiap bulan omzet kami terus meningkat," kata pria pemilik nama lengkap Eko Hendro Purnomo itu.


00.15 | 0 komentar | Read More

Irjen Djoko Susilo Jual Keris Rp 6,4 Miliar





JAKARTA, KOMPAS.com — Selain hobi mengoleksi barang pusaka berupa keris, mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian RI Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo juga berbisnis keris.

Hal ini diungkapkan kolektor keris, Indrajaya Februardi, saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) dengan terdakwa Djoko Susilo di Pengadilan Tindak Pidana Korupi Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Indrajaya yang mengaku kenal Djoko sejak 1998 itu kerap menjadi perantara penjualan keris Djoko. Dia mengaku pernah menjual keris Djoko kepada orang asing dengan harga cukup tinggi, yakni sekitar 680.000 euro dengan kurs sekitar Rp 9.500 atau setara Rp 6,4 miliar.

“Tahun 1999 kebetulan ada temannya teman saya dari Jerman. Dia kolektor pusoko (pusaka), kebetulan yang dicari itu ada pada beliau (Djoko Susilo). Namanya Andreas Gudsman, tahun 1999 ada transaksi antara mereka, dan saya sebagai perantaranya,” tutur Indrajaya.

Dari jasanya menjualkan keris tersebut, Indrajaya mengaku dapat untung cukup besar. “Fee-nya saja saya bisa beli mobil waktu itu,” ucap Indra.

Namun, saat ditanya majelis hakim apakah keris itu dapat dibawa ke persidangan, Indra tidak menyanggupinya. Selain menjual keris, Indra mengungkapkan bahwa Djoko juga pernah membeli 16 keris darinya senilai total Rp 1,7 miliar. Keris-keris itu dibeli Djoko dari Indra sekitar 2004.

Menurut Indrajaya, Djoko membayar keris tersebut dengan memberikan rumahnya di Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat. Rumah tersebut harganya sekitar Rp 1,6 miliar. “Beliau memberikan rumah digantikan keris,” tutur Indrajaya.

Kepada majelis hakim, Indra mengaku kenal Djoko sejak 1998, atau sejak dia aktif di Kodam V Brawijaya. Dia mengaku pertama kali bertemu Djoko saat berkunjung ke rumah Kepala Polri ketika itu, Jenderal (Purn) Roesmanhadi.

“Saya sowan ke rumah Pak Rusman di kediaman Kapolri. Keluar dari sana, ketemu beliau, dikenalkan,” tuturnya. Kemudian, hubungan Indra dengan Djoko berlanjut dan keduanya terlibat bisnis jual beli keris.

Indra juga mengatakan, Djoko memiliki koleksi keris yang jumlahnya lebih dari 200. Keris-keris tersebut, menurut Indra, dititipkan kepadanya dan dicuci setiap 1 Suro. Sekitar 200 lebih keris Djoko ini, menurut Indra, mulanya akan disita penyidik KPK. Namun, penyidik KPK tidak jadi menyitanya setelah Indra mengatakan tidak akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan mengingat keris-keris itu disebutnya sebagai benda pusaka.

“Saya bilang ke penyidik silakan saja kalau mau menyita. Tapi saya enggak ikut-ikutan. Tapi akhirnya enggak jadi diambil,” kata Indra.

Menanggapi kesaksian Indrajaya ini, Djoko mengakui pernah menukar rumahnya dengan keris. “Memang benar 16 keris itu harganya Rp 1,7 miliar dengan kompensasi rumah,” ujar Djoko.

Seperti diketahui, selain didakwa melakukan tindak pidana korupsi, Djoko didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang dengan menyamarkan hartanya yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi. Harta kekayaan Djoko dianggap tidak sesuai dengan profilnya sebagai Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian RI.




Editor : Hindra Liauw


















00.05 | 0 komentar | Read More

Jaringan Pencuri Motor di Rumah Indekos Tertangkap

Written By bos blog on Rabu, 10 Juli 2013 | 00.36





JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota jaringan pencurian kendaraan bermotor ditangkap Kepolisian Sektor Sawah Besar usai beraksi di sebuah rumah indekos, di Jalan Dwi Warna A1 No.44 RT 06 RW 01 Kelurahan Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat, (18/6/2013).

Pelaku, Alexander Budiman (20) warga Pademangan, Jakarta Utara yang bekerja sama dengan sang kakak, Meta Susanti (22) telah berhasil membawa motor Honda Blade Repsol warna orange dengan nomor polisi (Nopol) B 3986 TAK milik Siti Qomariah (30) salah satu penghuni kos.

"Aksi mereka berhasil terekam CCTV yang ada dihalaman parkir kos-kosan yang dipasang sang pemilik. Pelaku Alexander ditangkap di daerah Kapuk, Jakarta Barat dan Meta hingga kini belum tertangkap," kata Kapolsek Sawah Besar, Kompol Shinto Silitonga, di Mapolsek Sawah Besar, Selasa (9/7/2013).

Sementara itu, Kanit Sawah Besar, Iptu Reza Pahlevi menjelaskan bahwa selain menangkap pelaku pencurian, pihaknya juga berhasil menangkap penadah barang curian dari aksi kejahatan Alexander ditempat yang terpisah.

Tiga penadah itu diantaranya, Sandi Suryadi (27) karyawan swasta di Grogol Permai ditangkap Senin (8/7) di Apartemen City Park Cengkareng. Kemudian Robet alias AJis (29) karyawan swasta ditangkap di Pergudangan Pantai Indah Dadap, Tanggerang. Dan yang terakhir Saprianto (32) yang ditangkap di Perum Puri Kamal Teluk Naga, Tanggerang.

"Ketiga penadah itu ditangkap pada hari hari yang sama, Senin (8/7) ditempat terpisah. Mereka pun sudah lama menjadi penadah dari barang-barang curian selain suplai barang dari Alexander. Mereka mengaku mendapatkan komisi antara Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta permotor," kata Reza

Alexander Budiman dikenakan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara. Untuk para penadah dikenakan pasal 480 KUHP tentang penadahan dengan ancaman hukuman pidana 6 tahun penjara.




Editor : Tjatur Wiharyo


















00.36 | 0 komentar | Read More

Li-Ning Rambah Dunia Basket Indonesia





JAKARTA, KOMPAS.com — Produsen alat-alat olahraga asal China, Li-Ning, kini resmi jadi sponsor dua klub bola basket Indonesia, Satria Muda (SM) BritAma dan Indonesia Warriors. Kontrak kerja sama ini ditandatangani oleh perwakilan dari Li-Ning dan PT Indonesia Sport Venture yang menaungi dua klub tersebut, Selasa (9/7/2013).

“Kami akan bekerja sama dalam waktu tiga tahun ke depan. Pihak Li-Ning akan menyiapkan semua kebutuhan perlengkapan latihan dan pertandingan serta bantuan dana. Saya tidak bisa membeberkan jumlah dananya, karena itu rahasia," kata Managing Director PT Indonesia Sport Venture, Andi Kurniawan, di Kota Kasablanka, Jakarta.

Bagi Li-Ning, merambah dunia basket adalah langkah baru. “Kami memang mulai masuk ke Indonesia lewat bulu tangkis. Tapi kami juga ingin melebarkan sayap dan bekerja sama dengan cabang olahraga lain seperti bola basket,” tambah Direktur Sunlight Sports Pte Ltd yang merupakan distributor Li-Ning, Mahender Kapoor.

Lucunya, para atlet basket yang tergabung dalam klub SM dan Indonesia Warriors terpaksa memakai jersey dengan tulisan “BADMINTON” di bagian depan, tepat di bawah tulisan Li-Ning.

Salah satu atlet SM BritAma, Rony Gunawan, tertawa saat ditanya kesannya mengenai jersey tersebut. “Tadi saya juga sempat tanya ke panitia, pakainya baju ini?” ujarnya setengah bercanda.

Sampai saat ini Li-Ning belum pernah memproduksi perlengkapan olahraga khusus untuk bola basket. Jadi maklum kalau masih belum 100 persen matching.

Atlet Indonesia Warriors, Christian Ronaldo Sitepu (Dodo), juga menunjukkan kekhasan bulu tangkis pada jersey tersebut. “Nih, yang lebih jelas lagi,” katanya seraya menunjukkan label di belakang jersey tersebut. “Ada gambar shuttlecock-nya,” tambah Dodo seraya tertawa.




Editor : Pipit Puspita Rini















00.29 | 0 komentar | Read More

Memaknai Keluarga Lewat Boomerang Family


Kisah tentang keluarga memang tidak ada habisnya untuk digambarkan melalui media audio video. Dan kisah mengenai makna keluarga, dibahas dengan cara yang berbeda dalam film Boomerang Family.


Sebenarnya kisah yang dituangkan di Boomerang Family, cukup sederhana. Tentang kisah tiga bersaudara dengan kepribadian yang berbeda dan hidup dalam satu atap dengan ibu mereka. Dengan karakter yang berbeda tersebut, beragam konflik kemudian terjadi. Ada yang dapat membuat tersenyum, tertawa, bahkan membuat mata berkaca-kaca.


Saudara tertua bernama Han-Mo (Yoo Je Moon). Han-Mo adalah seorang perempuan yang hidup di rumah tanpa bekerja bersama ibunya. Saudara selanjutnya adalah In-Mo (Park Hae Il). In-Mo memiliki petualangan sebagai seorang sutradara film. Namun sayang, film tak laku sehingga membuat namanya menjadi tidak baik. Ia pun akhirnya kembali ke rumah ibunya.


Saudara ketiga bernama Mi-Yeon (Kong Hyo Jin). Ia memiliki kisah cinta yang kurang beruntung. Dua kali bercerai dan kini sedang mempersiapkan pernikahan ketiga. Ia pun akhirnya kembali ke rumah ibunya dan mendapati masalah baru, sang anak Min-Kyung (Ji Jin Hee) memasuki masa remaja.


Bagaimana mereka menjalani kehidupan dalam satu atap? Bagi para penggemar film Korea, kehadiran film ini layak untuk dinantikan pada 17 Juli di Blitz Megaplex.


00.15 | 0 komentar | Read More

JK: Pengumpulan Dana Masjid Jangan Sampai Ganggu Lalu Lintas





JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengakui bahwa banyak masjid di Indonesia dibangun dengan uang sumbangan yang bersifat sukarela dan gotong royong. Meski begitu, ia berharap pengumpulan dana pembangunan masjid tidak lagi dilakukan di jalan raya.

"Lebih baik cara pengumpulan dana pembangunan masjid dengan membuat proposal untuk meminta sumbangan. Jangan mengumpulkannya menganggu lalu lintas," kata Jusuf Kalla di Sekretariat DMI, Jakarta, Selasa (9/7/2013).

Jusuf Kalla menuturkan, saat ini pihaknya sedang menyusun pedoman agar tidak ada lagi pengumpulan dana untuk pembangunan masjid di jalan. Dia pun berharap dengan adanya pedoman tersebut tidak ada lagi pengumpulan dana untuk pembangunan masjid di jalan.

"Sekarang lagi bikin pedoman seperti itu agar tidak meminta sumbangan (untuk pembangun masjid) di jalan," ujarnya.




Editor : Tjatur Wiharyo


















00.05 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger